06 Desember 2007

Forum

Hearing Cabang se-Inbagteng dan PB HMI

Wonosobo (inbagteng.com) Disela-sela pelantikan pengurus HMI Badko Inbagteng Rabu (21/11) yang lalu, PB HMI dan beberapa pengurus Cabang se Inbagteng melakukan hearing terkait tema kepengurusan serta pemaparan agenda-agenda terdekat Komisi Pemuda dan Kemahasiswaan. Pertemuan itu difasilitasi oleh Badko Inbagteng yang bertempat di sekretariat HMI Cabang Wonosobo.

Elaborasi terkait tema PB disampaikan oleh Ketua Umum PB HMI, Syahrul Efendi Dasopang, tema yang dipilih PB kali ini adalah "Memperkokoh Negara Menuju Tamaddun (Peradaban) Indonesia Baru dan Maju". Menurut Syahrul tema tersebut mengadung beberapa poin mendasar antara lain bahwa ditengah hegemoni neoliberalisme dan negara dikuasa ‘elit’ maka yang harus dilakukan adalah untuk memperkokoh basis negara dalam konteks ini adalah warga negara. Adapun warga negara yang paling dominan adalah masyarakat akar rumput (grass root). Kelompok tersebut (warga negara, Red) merupakan yang paling dominan dan diajak konsolidasi. Dengan kata lain HMI harus melakukan transformasi pada level akar rumput. Syahrul menjelaskan bahwa agenda PB terkait hal tersebut adalah ‘muktamar pemikiran’.

Selain itu ketua PB juga mengeksplorasi tema-tema kepengurusan pada periode sebelumnya. Pada dasarnya tema ‘neoliberalisme’ sesungguhnya merupakan akumulasi dari tiga periode ; Cahyo Pamungkas : sistem ke-indonesiaan, Mudzakkir Djabir : gerakan tamadduni, dan Syahrul E. Dasopang : mengokohkan negara.
Demikian pula dengan periodesasi ide ; tahun 1985–1998 : epistimologi Islam, tahun 1998–2005 : konsolidasi keummatan, revolusi sistemik, perubahan sistem ke-indonesiaan. Sedangkan tahun 2005–2007 : rerakan tamadduni (rekayasa keummatan). Maka pada tahun 2007 – 2009 yang dipilih adalah : mengokohkan negara (praksis).

Beberapa penjabaran PB kemudian dilanjutkan oleh Azwar M. Syafi’ie selaku ketua Komisi Pemuda dan Kemahasiswaan. Azwar menyatakan bahwa ada desentralisasi isu, hal tersebut dari lokal dan menanggapi terhadap persoalan lokal. Dengan demikian akan ada diskusi-diskusi tentang perlawanan terhadap neoliberalisme, kepemimpinan kaum muda serta diskusi bulanan untuk persiapan aksi akhir tahun 2007 yang menyangkut persoalan ; pendidikan, kemiskinan, pengangguran, ekonomi serta persoalan bangsa lainnya.

Sesi Tanya Jawab
Pada sesi tanya jawab, beberapa pengurus Cabang mengajukan beberapa pandangan terkait tema dan kebijakan PB HMI saat ini. Syamsul Hidayat (ketua HMI Cabang Yogyakarta) mengatakan bahwa tema PB saat ini semestinya ditempatkan dalam kerangka metodologis. Muncul juga perdebatan mengenai konsepsi negara, partai politik serta kontrol PB HMI terhadap situasi politik tanah air ?. Dalam konteks ini PB HMI memberikan eksplorasi yang lebih jelas. Selain itu, Ardianto, ketua Cabang Sleman mempersoalkan kerangka praksis PB HMI terkait pemilu 2009. Pengurus HMI Cabang Jogja juga mempertegaskan mengenai terma (istilah) ‘negara’ dalam kalimat memperkokoh negara, apakah ini bukan berarti HMI akan semakin terlibat jauh dalam arus pusaran politik ?

Menanggapi beberapa pertanyaan tersebut, Syahrul menegaskan bahwa masing-masing Cabang diberi kebebasan untuk melakukan eksplorasi terhadap perlawanan neo-liberalisme. Hal yang tak kalah pentingnya adalah bagaimana mendorong HMI untuk berpartisipasi dalam penguatan ‘civil society’ yaitu ulama akar rumput dari kelompok manapun. Sedangkan mengenai konsep pemilu 2009, hal itu akan dibahas pada Pleno III.

Selain persoalan tema dan kebijakan PB, salah satu Cabang juga memberikan kritik kepada pengurus PB karena lambannya pendistribusian hasil kongres HMI ke-26. Cabang Jogja menyampaikan bahwa seharusnya pendistribusian hasil kongres tidak dengan e-mail tetapi harus secara resmi dan sesuai prosedur. Menanggapi hal tersebut, ketua PB meminta maaf atas peristiwa tersebut, karena kondisi tersebut bukan kesengajaan tetapi memang karena ada beberapa kesalahan teknis dalam proses pengiriman, sehingga pendistribusian menjadi agak lambat.

Dinamika Cabang se-Inbagteng dan KPN
Pemaparan terkait kondisi internal masing-masing Cabang se-Inbagteng juga dibahas dalam forum ini. HMI Cabang Wonosobo yang diwakili oleh M. Nurdin menyampaikan bahwa HMI saat ini harus memberi tawaran terhadap persoalan sosial keummatan. Oleh karena itu pengurus Cabang ini telah menyusun serangkaian agenda, salah satunya adalah bakti sosial. Sedangkan pada sisi perkaderan, kendala yang dihadapi adalah follow up pasca latihan kader-1. Militansi kader yang cenderung fluktuatif, serta permasalahan dalam rekruitmen kader.

HMI Cabang Sleman juga mengekspose beberapa agenda yang akan dilakukan baik yang bersifat internal ataupun eksternal. Diantara agenda tersebut adalah Permilu Raya Mahasiswa (Pemira) kampus UGM. Ada beberapa komisariat yang memang sudah establish (mapan) dan ada juga komisariat yang masih butuh pendampingan. Di samping itu dan HMI Cabang Sleman juga akan melakukan recovery (pemulihan) terhadap komisariat yang belum stabil. Kendala yang sering dihadapi kurang lebih sama dengan cabang-cabang di beberapa kampus lain, yaitu gesekan-gesekan dengan elemen gerakan lain yang telah menjadi bagian dari dialektika organisasi kampus, demikian penjelasan Ardianto, ketua HMI Cabang Sleman.

Syamsul Hidayat mewakili cabang Jogja menyampaikan beberapa agenda kerja yang telah dijalankan serta beberapa hal antara lain ; persoalan lambatnya transformasi gagasan PB HMI ke Cabang serta telatnya penyerahan hasil kongres HMI. Selain itu tema PB HMI yang belum clear sehingga butuh transformasi yang lebih massif dan intensif. Selanjutnya HMI Cabang Jogja akan melakukan reshuffle pengurus, sosialiasi hasil kongres ke komisariat, Latihan Kader I, Lokakarya pendataan/standarisasi kualitas Cabang, kajian peradaban, serta beberapa aksi lapangan yang dihandle oleh PTK Cabang. Beberapa agenda lainnya juga disampaikan oleh ketua HMI Cabang Purworejo, Supriyati, diantaranya adalah reshuffle pengurus, pelaksanaan Latihan Kader-I, mengadakan kajian di kampus, kajian studi Al-Qur’an, bedah film serta bakti sosial pada saat Idul Adha.
Selain pengurus Cabang, Korps Pengader Nasional (KPN) yang diwakili oleh Ketua KPN Roni Hidayat, pada saat yang sama juga melakukan konsolidasi internal dengan beberapa personel KPN, menyampaikan beberapa hal terkait KPN kedepan. Salah satu agendanya akan melakukan review sekaligus pembaruan database pengader serta optimalisasi KPC pada masing-masing Cabang. (red)

0 komentar:

Designed by - alexis 2008 | ICM