Senior Course III Akan Dihelat HMI Wonosobo
Bertepatan dengan bulan suci Ramadhan 1429 H, HMI Cabang Wonosobo akan menghelat Senior Course (Kursus Pengader) III. Berdasarkan ToR yang redaksi terima, SC akan digelar pada 12 – 15 September 2008. Adapun tema yang diangkat kali “Sinergisitas Ramadhan dan Peran Pengader Dalam Mengemban Amanah Perkaderan HMI Menuju Masyarakat Cita HMI”. Kegiatan ini pada dasarnya memang dikhususkan bagi kader HMI yang sudah melewati jenjang intermediate training dan sudah siap menjadi pengader.
Sebagaimana lazimnya kursus pengader di HMI, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh para peserta untuk dapat mengikutinya. Adanya rekomendasi dari cabang, mengikuti tes seleksi dan menyusun makalah sesuai tema adalah merupakan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi peserta SC. Untuk lebih jelasnya, berikut kami lampirkan term of reference secara keseluruhan.
Bertepatan dengan bulan suci Ramadhan 1429 H, HMI Cabang Wonosobo akan menghelat Senior Course (Kursus Pengader) III. Berdasarkan ToR yang redaksi terima, SC akan digelar pada 12 – 15 September 2008. Adapun tema yang diangkat kali “Sinergisitas Ramadhan dan Peran Pengader Dalam Mengemban Amanah Perkaderan HMI Menuju Masyarakat Cita HMI”. Kegiatan ini pada dasarnya memang dikhususkan bagi kader HMI yang sudah melewati jenjang intermediate training dan sudah siap menjadi pengader.
Sebagaimana lazimnya kursus pengader di HMI, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh para peserta untuk dapat mengikutinya. Adanya rekomendasi dari cabang, mengikuti tes seleksi dan menyusun makalah sesuai tema adalah merupakan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi peserta SC. Untuk lebih jelasnya, berikut kami lampirkan term of reference secara keseluruhan.
Term of Reference (TOR) Senior Course (SC) III
Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Wonosobo
Tema:
“Sinergisitas Ramadhan dan Peran Pengader Dalam Mengemban Amanah Perkaderan HMI Menuju Masyarakat Cita HMI”
Latar Belakang
Berapa kali kita telah melewatkan moment Ramadhan, berapa kali pula kita mendapati hal yang sama, yakni rutinitas menahan lapar dan haus sebulan penuh. Kesan apa yang kita peroleh selama dan setelah Ramadhan, apakah kesan biasa-biasa saja karena sudah sangking seringnya. Adakah sesuatu yang bertambah baik dari kekurangbaikan, ataukah ada yang berubah baik jika sebelumnya penuh peluang untuk sebuah perubahan. Bukankah janji Allah mutlak akan sebuah makna, hikmah dan revolusi nilai seribu kesucian. Atau jangan-jangan kita semua kecolongan akan moment-moment Ramadhan menuju kita selama ini.
Ya, tak heran jika seribu orang berpuasa, namun tak seribu yang sungguh berpuasa hakiki. Sekedar lapar dan haus saja nilai mereka. Kemudian siapa yang tak sekedar berpuasa dan tak sekedar peroleh lapar dan haus saja? Dan tugas kita semualah mencari cara akan rahasia makna dan hikmah disebalik Ramadhan kini esok dan mendatang. Bukankah kita menyepakati, bahwa Ramadhan bukan sekedar moment. Bukankah terdapat awal Al Qur’an diturunkan, begitu juga terdapat lailatul qadar pula didalamnya.
Tak salah kiranya jika kemudian moment Ramadhan pun kita coba maknai dengan sebuah sinergisitas akan sebuah amanah perkaderan HMI. Misi akan tegaknya amar ma’ruf nahy munkar. Memperbarui semangat yang kini mulai lemah, membasuh kembali piranti perjuangan yang mulai berdebu. Juga menyadari kembali, bahwa banyaknya pembicaraan harus pula diimbangi dengan banyaknya bertindak dan bertauladan.
Mengingat pula, bahwa perkaderan dan perjuangan adalah ruh dari HMI, dimana satu sisi menginginkan kader-kader yang mumpuni secara pribadi yang harus mampu menjawab problematika kedirian, dan sebagai makhluk sosial disisi lain mengemban misi khalifatullah. Yang konsekuensinya tak hanya mengurus dirinya sendiri, namun juga bertanggung jawab akan lingkungan sosial, dan langkah awalnya ialah menguatkan jati diri dan tauladan dalam sisi perkaderannya.
Konsep perkaderan dan perjuangan HMI laksana dua ruang dalam satu waktu, keduanya saling komplementer. Perkaderan merupakan upaya peningkatan kualitas individu-individu dalam sebuah himpunan dengan memberikan pemahaman ajaran dan nilai kebenaran Islam secara penuh hikmah, kesabaran dan kasih sayang. Perkaderan tersebut meliputi pembinaan sikap serta penambahan pengetahuan dan ketrampilan yang memungkinkan individu tersebut tampil sebagai sosok khalifatullah.
Perjuangan ialah kesungguhan dan ketekunan himpunan dalam melaksanakan perubahan pada kehidupan masyarakat dalam melaksanakan ajaran Islam secara bertahap dan konsisten diseluruh aspeknya. Perjuangan ditunjukkan dalam sikap keberpihakan terhadap pihak-pihak yang benar dan tak meninggalkan kaum mustadha’afien. Juga melalui keteladanan dalam kehidupan yang Islami.
Pengader HMI ialah sosok dengan kepribadian yang utuh, sebagai pendidik, pemimpin, dan pejuang (mujahid). Dengan demikian setiap insan pengader HMI terlibat dalam proses idealisasi menuju citra diri, yang dalam aktifitas dan peranannya senantiasa diusahakan untuk merealisasikannya.
Ketiga hal tersebutlah yang kemudian menjadi signifikan dan harus senantias integral pada diri pengader. Dimana sebagai pendidik, pengader HMI adalah pembawa dan penjaga nilai Islam. Sebagai pemimpin, pengader adalah penjaga ukhuwah islamiyah di kalangan kader-kader HMI, khususnya pengurus. Dan sebagai pejuang, pengader HMI menempatkan diri sebagai pelopor dalam melaksanakan amar ma’ruf nahy munkar, baik dalam dinamika intern HMI maupun lingkungan eksternal HMI.
Kesadaran akan arti pentingnya peran itulah yang kemudian secara ideologis menjadikan diri kader selalu menempatkan diri sebagai citra HMI. Baik terhadap kader maupun masyarakat sosial. Sehingga amanah perkaderan HMI tak sekedar dipahami ketika di forum formal belaka, melainkan juga mutlak untuk selalu diterapkan diluar forum formal juga.
Apa yang dikatakan psikolog Stephen R. Covey barangkali menjadi penting, bahwa jika kita ingin mengubah sebuah keadaan, maka yang harus kita rubah adalah diri kita terlebih dulu. Dan untuk merubah diri kita secara efektif, yang harus kita rubah adalah persepsi kita. Untuk bisa beramanah sebagai seorang pengader kita juga perlu mengingat peran muabid, mujahid, mujtahid, dan mujadid yang harus senantiasa kita bangun.
Pengader HMI harus senantias siap menjawab problematika diluar dirinya, sehingga konsekuensinya ia telah selesai dengan segala macam problematika internalnya. Atau setidaknya selalu memanajemen segala problematika dengan maksimal dan selalu dalam rangka mengamalkan ketauladanan terhadap kader-kader. Mengingat tujuan awal HMI ialah terbinanya mahasiswa Islam menjadi insan Ulul Albab, juga pembentukan masyarakat yang diridhoi Allah, bukankah kita dituntut untuk selalu serius dan amanah.
Karenanya arahan Senior Course (SC) III HMI Cabang Wonosobo kali inipun, mencita-citakan sosok pengader yang memahami betul eksistensi dirinya dengan segala problematikanya, yang kemudian mampu memahami perannya sebagai pengader dan mampu bertanggung jawab penuh terhadap amanah perkaderan HMI, dan semoga Ramadhan menjadi moment bermakna dalam upaya tersebut.
Semoga seorang pengader merupakan orang-orang yang selalu berjuang dengan bimbingan dan tuntunan Allah karena keikhlasan dan ketulusan untuk senantiasa memaknai langkah perjuangannya. Semoga tujuan cita-cita dan tujuan HMI semakin dekat dengan semakin mendekatnya kita lewat peluang revolusi menuju kelahiran kembali di hari yang fitri kelak sehingga semuanya menjadi sinergis. Amiin
Landasan Kegiatan
1. Landasan Normatif
a. QS. Ash Shaff (61): 11-12
b. QS. Lukman (31): 13-17
2. Landasan Konstitusional
a. AD HMI pasal 5 tentang Usaha
b. ART HMI pasal 5 dan 6 tentang Hak dan Kewajiban Anggota
c. Pedoman Perkaderan HMI
3. Landasan Operasional
Program kerja Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Wonosobo
Tujuan Kegiatan
Senior Course ini bertujuan:
1. Membina kader menjadi sosok pengader yang mampu Mengoptimalkan perannya sehingga terbangun kepribadian yang utuh dan siap menjadi tauladan dalam proses-proses perkaderan HMI.
2. Membina kader yang mampu memahami pola dasar pelatihan HMI sebagai salah satu pendidikan alternative atau membebaskan dan mampu mengelolanya.
3. Memberi bekal para pengader dalam menggawangi proses perkaderan.
Target Kegiatan
1. Terbinanya pengader yang mampu mengoptimalkan perannya.
2. Terbinanya pengader yang memahami pola dasar pelatihan HMI dan mampu mengelolanya.
3. Terbekalinya para pengader dalam menggawangi proses perkaderan.
Sasaran Kegiatan
Sasaran kegiatan ini adalah para kader HMI yang telah lulus LK II dan yang sudah siap untuk menggawangi proses perkaderan terutama di lingkungan HMI Cabang Wonosobo.
Waktu dan Tempat Pelaksanaan
1. Pendaftaran dimulai tanggal 1 – 9 September 2008
2. Seleksi dilaksanakan pada tanggal 10 – 11 September 2008
3. Pengumuman kelulusan pada tanggal 11 September 2008
4. Pelaksanaan Senior Course pada tanggal 12 – 15 September 2008
Tempat pelaksanaan di Wonosobo.
Syarat Peserta
Untuk menjadi peserta Senior Course (SC) III Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Wonosobo, maka harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Kader HMI yang telah lulus LK II yang ditunjukkan dengan sertifikat atau Rekomendasi pengurus Cabang.
2. Mengikuti dan lulus seleksi yang telah ditetapkan Tim Seleksi SC.
3. Siap menjadi pengader dengan konsekuensi logisnya.
4. Membuat makalah sesuai tema Senior Course (SC) III; minimal 3 lembar kuarto/ A4, font Times New Roman ukuran 12, margin top 3 left 3 right 2,5 dan bottom 2,5 cm.
Penutup
Demikian Term of Reference ini dibuat, semoga dapat menjadi acuan bagi pihak-pihak yang berkepentingan dan semoga Allah SWT., meridhoi pelaksanaan Senior Course (SC) III Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Wonosobo. Amiin
Wonosobo, 6 Ramadhan 1429 H
6 September 2008 M
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
CABANG WONOSOBO
KORP PENGADER
MUHAMMAD IRKHAM
KETUA
MUHAMMAD HARDIK
SEKRETARIS
Tema:
“Sinergisitas Ramadhan dan Peran Pengader Dalam Mengemban Amanah Perkaderan HMI Menuju Masyarakat Cita HMI”
Latar Belakang
Berapa kali kita telah melewatkan moment Ramadhan, berapa kali pula kita mendapati hal yang sama, yakni rutinitas menahan lapar dan haus sebulan penuh. Kesan apa yang kita peroleh selama dan setelah Ramadhan, apakah kesan biasa-biasa saja karena sudah sangking seringnya. Adakah sesuatu yang bertambah baik dari kekurangbaikan, ataukah ada yang berubah baik jika sebelumnya penuh peluang untuk sebuah perubahan. Bukankah janji Allah mutlak akan sebuah makna, hikmah dan revolusi nilai seribu kesucian. Atau jangan-jangan kita semua kecolongan akan moment-moment Ramadhan menuju kita selama ini.
Ya, tak heran jika seribu orang berpuasa, namun tak seribu yang sungguh berpuasa hakiki. Sekedar lapar dan haus saja nilai mereka. Kemudian siapa yang tak sekedar berpuasa dan tak sekedar peroleh lapar dan haus saja? Dan tugas kita semualah mencari cara akan rahasia makna dan hikmah disebalik Ramadhan kini esok dan mendatang. Bukankah kita menyepakati, bahwa Ramadhan bukan sekedar moment. Bukankah terdapat awal Al Qur’an diturunkan, begitu juga terdapat lailatul qadar pula didalamnya.
Tak salah kiranya jika kemudian moment Ramadhan pun kita coba maknai dengan sebuah sinergisitas akan sebuah amanah perkaderan HMI. Misi akan tegaknya amar ma’ruf nahy munkar. Memperbarui semangat yang kini mulai lemah, membasuh kembali piranti perjuangan yang mulai berdebu. Juga menyadari kembali, bahwa banyaknya pembicaraan harus pula diimbangi dengan banyaknya bertindak dan bertauladan.
Mengingat pula, bahwa perkaderan dan perjuangan adalah ruh dari HMI, dimana satu sisi menginginkan kader-kader yang mumpuni secara pribadi yang harus mampu menjawab problematika kedirian, dan sebagai makhluk sosial disisi lain mengemban misi khalifatullah. Yang konsekuensinya tak hanya mengurus dirinya sendiri, namun juga bertanggung jawab akan lingkungan sosial, dan langkah awalnya ialah menguatkan jati diri dan tauladan dalam sisi perkaderannya.
Konsep perkaderan dan perjuangan HMI laksana dua ruang dalam satu waktu, keduanya saling komplementer. Perkaderan merupakan upaya peningkatan kualitas individu-individu dalam sebuah himpunan dengan memberikan pemahaman ajaran dan nilai kebenaran Islam secara penuh hikmah, kesabaran dan kasih sayang. Perkaderan tersebut meliputi pembinaan sikap serta penambahan pengetahuan dan ketrampilan yang memungkinkan individu tersebut tampil sebagai sosok khalifatullah.
Perjuangan ialah kesungguhan dan ketekunan himpunan dalam melaksanakan perubahan pada kehidupan masyarakat dalam melaksanakan ajaran Islam secara bertahap dan konsisten diseluruh aspeknya. Perjuangan ditunjukkan dalam sikap keberpihakan terhadap pihak-pihak yang benar dan tak meninggalkan kaum mustadha’afien. Juga melalui keteladanan dalam kehidupan yang Islami.
Pengader HMI ialah sosok dengan kepribadian yang utuh, sebagai pendidik, pemimpin, dan pejuang (mujahid). Dengan demikian setiap insan pengader HMI terlibat dalam proses idealisasi menuju citra diri, yang dalam aktifitas dan peranannya senantiasa diusahakan untuk merealisasikannya.
Ketiga hal tersebutlah yang kemudian menjadi signifikan dan harus senantias integral pada diri pengader. Dimana sebagai pendidik, pengader HMI adalah pembawa dan penjaga nilai Islam. Sebagai pemimpin, pengader adalah penjaga ukhuwah islamiyah di kalangan kader-kader HMI, khususnya pengurus. Dan sebagai pejuang, pengader HMI menempatkan diri sebagai pelopor dalam melaksanakan amar ma’ruf nahy munkar, baik dalam dinamika intern HMI maupun lingkungan eksternal HMI.
Kesadaran akan arti pentingnya peran itulah yang kemudian secara ideologis menjadikan diri kader selalu menempatkan diri sebagai citra HMI. Baik terhadap kader maupun masyarakat sosial. Sehingga amanah perkaderan HMI tak sekedar dipahami ketika di forum formal belaka, melainkan juga mutlak untuk selalu diterapkan diluar forum formal juga.
Apa yang dikatakan psikolog Stephen R. Covey barangkali menjadi penting, bahwa jika kita ingin mengubah sebuah keadaan, maka yang harus kita rubah adalah diri kita terlebih dulu. Dan untuk merubah diri kita secara efektif, yang harus kita rubah adalah persepsi kita. Untuk bisa beramanah sebagai seorang pengader kita juga perlu mengingat peran muabid, mujahid, mujtahid, dan mujadid yang harus senantiasa kita bangun.
Pengader HMI harus senantias siap menjawab problematika diluar dirinya, sehingga konsekuensinya ia telah selesai dengan segala macam problematika internalnya. Atau setidaknya selalu memanajemen segala problematika dengan maksimal dan selalu dalam rangka mengamalkan ketauladanan terhadap kader-kader. Mengingat tujuan awal HMI ialah terbinanya mahasiswa Islam menjadi insan Ulul Albab, juga pembentukan masyarakat yang diridhoi Allah, bukankah kita dituntut untuk selalu serius dan amanah.
Karenanya arahan Senior Course (SC) III HMI Cabang Wonosobo kali inipun, mencita-citakan sosok pengader yang memahami betul eksistensi dirinya dengan segala problematikanya, yang kemudian mampu memahami perannya sebagai pengader dan mampu bertanggung jawab penuh terhadap amanah perkaderan HMI, dan semoga Ramadhan menjadi moment bermakna dalam upaya tersebut.
Semoga seorang pengader merupakan orang-orang yang selalu berjuang dengan bimbingan dan tuntunan Allah karena keikhlasan dan ketulusan untuk senantiasa memaknai langkah perjuangannya. Semoga tujuan cita-cita dan tujuan HMI semakin dekat dengan semakin mendekatnya kita lewat peluang revolusi menuju kelahiran kembali di hari yang fitri kelak sehingga semuanya menjadi sinergis. Amiin
Landasan Kegiatan
1. Landasan Normatif
a. QS. Ash Shaff (61): 11-12
b. QS. Lukman (31): 13-17
2. Landasan Konstitusional
a. AD HMI pasal 5 tentang Usaha
b. ART HMI pasal 5 dan 6 tentang Hak dan Kewajiban Anggota
c. Pedoman Perkaderan HMI
3. Landasan Operasional
Program kerja Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Wonosobo
Tujuan Kegiatan
Senior Course ini bertujuan:
1. Membina kader menjadi sosok pengader yang mampu Mengoptimalkan perannya sehingga terbangun kepribadian yang utuh dan siap menjadi tauladan dalam proses-proses perkaderan HMI.
2. Membina kader yang mampu memahami pola dasar pelatihan HMI sebagai salah satu pendidikan alternative atau membebaskan dan mampu mengelolanya.
3. Memberi bekal para pengader dalam menggawangi proses perkaderan.
Target Kegiatan
1. Terbinanya pengader yang mampu mengoptimalkan perannya.
2. Terbinanya pengader yang memahami pola dasar pelatihan HMI dan mampu mengelolanya.
3. Terbekalinya para pengader dalam menggawangi proses perkaderan.
Sasaran Kegiatan
Sasaran kegiatan ini adalah para kader HMI yang telah lulus LK II dan yang sudah siap untuk menggawangi proses perkaderan terutama di lingkungan HMI Cabang Wonosobo.
Waktu dan Tempat Pelaksanaan
1. Pendaftaran dimulai tanggal 1 – 9 September 2008
2. Seleksi dilaksanakan pada tanggal 10 – 11 September 2008
3. Pengumuman kelulusan pada tanggal 11 September 2008
4. Pelaksanaan Senior Course pada tanggal 12 – 15 September 2008
Tempat pelaksanaan di Wonosobo.
Syarat Peserta
Untuk menjadi peserta Senior Course (SC) III Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Wonosobo, maka harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Kader HMI yang telah lulus LK II yang ditunjukkan dengan sertifikat atau Rekomendasi pengurus Cabang.
2. Mengikuti dan lulus seleksi yang telah ditetapkan Tim Seleksi SC.
3. Siap menjadi pengader dengan konsekuensi logisnya.
4. Membuat makalah sesuai tema Senior Course (SC) III; minimal 3 lembar kuarto/ A4, font Times New Roman ukuran 12, margin top 3 left 3 right 2,5 dan bottom 2,5 cm.
Penutup
Demikian Term of Reference ini dibuat, semoga dapat menjadi acuan bagi pihak-pihak yang berkepentingan dan semoga Allah SWT., meridhoi pelaksanaan Senior Course (SC) III Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Wonosobo. Amiin
Wonosobo, 6 Ramadhan 1429 H
6 September 2008 M
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
CABANG WONOSOBO
KORP PENGADER
MUHAMMAD IRKHAM
KETUA
MUHAMMAD HARDIK
SEKRETARIS
0 komentar:
Posting Komentar