07 Juni 2009

Sri Sultan Buka Kongres HMI ke-27

Yogyakarta (Inbagteng Cyber Media)

Sumber : http://www.hminews.com/
Perhelatan akbar HMI MPO yaitu Kongres ke-27 resmi dibuka oleh Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X pada Sabtu (06/06) di Graha Wana Bakti Yasa Yogyakarta. Hadir dalam pembukaan tersebut jajaran Pengurus Besar (PB), Pengurus Cabang se-Indonesia, Kader dan Alumni serta peserta tamu undangan dan para utusan Cabang. Pembukaan Kongres diawali dengan sambutan dari tuan rumah, yaitu Ketua Umum HMI Cabang Yogyakarta Puji Hartoyo kemudian dilanjutkan oleh Ketua Umum PB HMI Syahrul Efendi Dasopang. Pembukaan dipungkasi oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X yang ditandai dengan pemukulan gong. Acara yang dimulai pukul 19.30-22.30 ini dihadiri sekitar 900 orang dan diahiri dengan doa bersama.

Kongres HMI ke-27 bertema “Membangun Kemandirian, kesejahteraan dan Kedaulatan Bangsa.” Dalam sambutannya Puji Hartoyo mengatakan “Kongres bukan hanya sebagai seremonial belaka. Yogyakarta sebagai kota penuh khazanah penuh dengan ide-ide segar untuk HMI membuat gerakan-gerakan membangun bangsa. Kaum muda juga harus progresif, visioner, pemberani dan saatnya untuk memimpin bangsa” tegas Puji.

Sementara itu, Syahrul Efendi Dasopang dalam sambutanya mengupas seputar tema kongres “Alasan tema kongres ini isu-isu penuh tantangan.” Kedaulatan blok ambalat mencoba diperebutkan oleh Malaysia. Kemandirian aspirasi tujuan dari para calon capres yang mencoba dibawa para calon presiden, tetapi hal itu belum terpenuhi.” ungkapnya.
Orasi Budaya
Dalam orasi budayanya Sri Sultan Hamengku Buwono X menyatakan bahwa “Kemandirian sering dihubungkan dengan pembangunan. Konsep tidak hanya kecukupan ekonomi, kepercayaan diri untuk mencapai tujuan nasional dengan kerja sama saling menguntungkan.” Mahalnya ongkos demokrasi di Indonesia juga disingung oleh Sri Sultan. Ketergantungan bangsa Indonesia terhadap pihak asing terutama dalam hal ekonomi juga sangat disesalkan oleh Gubernur DIY ini.
Kemandirian ekonomi dasar berdirinya demokrasi dan pemimpin masa depan harus bisa mewujudkan kemandirian, kesejahteraan dan kedaulatan bangsa.“Tingkat kesejahteraan tinggi dijumpai negara yang demokratis berbeda dengan apa yang terjadi di Indonesia. Kerja ekonomi bagus tidak bergantung pada sistem politik. Diakhir orasinya Sri Sultan menegaskan bahwa demokrasi politik di Indonesia masih butuh waktu panjang sebagai jembatan kesejahteraan. (red)

0 komentar:

Designed by - alexis 2008 | ICM