HMI Purwokerto Akan Gelar SC
HMI Cabang Purwokerto dalam dalam waktu dekat akan mengadakan Senior Course (SC) pada awal September 2008 (1-3). Dari Informasi yang kirim Panitia SC menjelaskan bahwa acara tersebut akan berlansung selama kurang lebih tiga hari dengan beberapa materi yang sudah dipersiapkan. Pendaftaran dan screening akan dimulai pada 29-31 Agustus 2008. Adapun tema yang diusung kali ini adalah “Optimalisasi Peran Pengader Sebagai Bagian Dinamisator Perkaderan Dalam Mewujudkan Masyarakat Cita HMI. Selain itu, panitia juga melampirkan beberapa persyaratan yang harus dipenui oleh peserta dan juga jadwal kegiatan yang terdiri dari materi dan narasumber. Untuk info lebih lengkap mengenai SC HMI Cabang Purwokerto, kami lampirkan term of refference (TOR) pada bagian selanjutnya, silahkan klik
HMI Cabang Purwokerto dalam dalam waktu dekat akan mengadakan Senior Course (SC) pada awal September 2008 (1-3). Dari Informasi yang kirim Panitia SC menjelaskan bahwa acara tersebut akan berlansung selama kurang lebih tiga hari dengan beberapa materi yang sudah dipersiapkan. Pendaftaran dan screening akan dimulai pada 29-31 Agustus 2008. Adapun tema yang diusung kali ini adalah “Optimalisasi Peran Pengader Sebagai Bagian Dinamisator Perkaderan Dalam Mewujudkan Masyarakat Cita HMI. Selain itu, panitia juga melampirkan beberapa persyaratan yang harus dipenui oleh peserta dan juga jadwal kegiatan yang terdiri dari materi dan narasumber. Untuk info lebih lengkap mengenai SC HMI Cabang Purwokerto, kami lampirkan term of refference (TOR) pada bagian selanjutnya, silahkan klik
TERM OF REFERENCE
SENIOR COURSE
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
CABANG PURWOKRETO
A. Pendahuluan
“Optimalisasi Peran Pengader Sebagai Bagian Dinamisator Perkaderan Dalam Mewujudkan Masyarakat Cita HMI”
Kesempurnaan Dienul Islam sebagai pedoman dan pandangan hidup merupakan rahmat Alloh SWT, sekaligus merupakan realisasi kehendak Illahi bagi tuntutan kesempurnaan keberadaan manusia sebagai khalifah-Nya di dunia. Manusia selain telah dibekali kecenderungan kepada nilai fitrah, pada dasarnya mempunyai kebutuhan akan Dienul Islam. Oleh karena itu, sudah menjadi keharusan bagi manusia, dengan segala nilai fitrahnya, menuju atau mengikuti Dienul Islam dan mengejawantahkannya dalam bentuk perjuangan, Harakah Islamiah.
Dalam relalisasinya, Dienul Islam akan selalu berhadapan dengan berbagai tantangan. Persoalan mendasar umat manusia dewasa ini adalah krisis peradaban dunia. Terutama pertentangan nilai dan keyakinan yang terefleksi dalam ideologi sosial, cara berpikir dan tradisi (kultur). Pada pertentangan ideologi sosial, dunia akan tetap menempatkan Islam sebagai rival, sebab secara normatif Islam akan berhadapan dengan ideologi sekuler dengan segala derivatnya. Paradigma matrealisme yang menjadi icon peradaban dunia saat ini melunturkan ketauhidan umat saat ini.
Sementara itu, umat Islam masih memiliki masalah internal berupa kurangnya sumber daya, terutama sumber daya manusia. Secara sosiologis, umat Islam masih dilanda krisis kepribadian dan ketidaksadaran akan eksistensinya, sehingga sampai saat ini umat Islam belum mampu untuk melepaskan diri dari ketergantungan kepada pihak lain.
Himpunan Mahasiswa Islam merupakan bagian integral dari umat Islam yang melakukan suatu proses bagi terciptanya salah-satu segmen perjuangan, yaitu sumberdaya manusia. Maka dari itu, perkaderan HMI tidak hanya untuk kelangsungan regenerasi internal, akan tetapi demi kepentingan umat secara menyeluruh. Hal ini sesuai dengan karakteristik HMI sebagai organisasi mahasiswa, organisasi perkaderan dan perjuangan.
Orientasi perjuangan secara langsung mensyaratkan terbentuknya kader-kader berkualitas sesuai dengan tugas yang diembannya. Dengan demikian HMI harus melahirkan kader-kader berkualitas, sosok ideal sebagaimana telah digambarkan dalam Al-Quran, yakni sosok Insan Ulil Albab. Lebih dari itu, perkaderan HMI sendiri merupakan usaha yang dilakukan secara sadar dan sistematis untuk mengaktualisasikan dan mengembangkan potensi anggota sehingga tercapai tujuan HMI.
Oleh karena itu, mekanisme perkaderan yang mencangkup sistem dan metode, sistematis dan strategis mutlak diperlukan beserta perangkatnya. Mekanisme perkaderan merupakan proses yang harus dilalui secara bertahap untuk mencapai tujuan HMI. Sementara sistem perkaderan merupakan keseluruhan komponen perkaderan yang memiliki kaitan fungsional dan dilaksanakan secara konsisten dan sistematis sesuai dengan landasan perkaderan. Dan terakhir, metode perkaderan adalah cara dan teknik yang dipilih untuk mengoptimalkan pendayagunaan perkaderan HMI.
Dalam hal ini, pengader mempunyai peran siginifikan dalam pembentukan arah dinamika perkaderan HMI. Sebagai bagian dari perangkat sistem strategis, pengader merupakan sosok dengan kepribadian utuh; sebagai pendidik, pemimpin dan pejuang (mujahid). Dengan demikian setiap pengader HMI mempunyai tanggung-jawab untuk terlibat dalam proses idealisasi menuju cita diri, yang dalam aktifitas dan peranannya senantiasa sebagai usaha realisasi tujuan HMI.
Sebagi pendidik, pengader HMI adalah pembawa dan penjaga nilai Islam. Pengader HMI mengharuskan menempatkan dirinya terlebih dahulu sebagai uswatun khasanah (suri tauladan). Islam menuntun agar seorang pendidik senantiasa satu kata antara lisan dan perbuatan, karena Alloh SWT melarang setiap muslim menuturkan sesuatu yang dirinya tidak melakukan, bahkan justru memulai sesuatu yang diajarkan dari dirinya (ibda’ binafsih).
Sebagai pemimpin, pengader adalah penjaga ukhuwah Islamiyah di kalangan kader-kader HMI. Pada posisi ini pengader harus berperan sebagai integrator dari setiap bentuk ‘konflik dan friksi’, yang timbul dikalangan kader HMI. Dalam posisi ini pula, pengader berperan sebagai pengamat perkembangan HMI guna mengidentifikasi permasalahan yang timbul serta berupaya mengusahakan pemecahannya secara konseptual maupun operasional.
Sebagai pemimpin, pengader menempatkan dirinya pada posisi kepeloporan melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar, baik dalam dinamika internal maupun eksternal HMI. Kepeloporannya dalam kerja kemanusiaan atau amal soleh merupakan tuntutan atas tanggung-jawab kemasyarakatannya dalam berbagai realitas kehidupan umat manusia. Langkah amar ma’ruf ini dilakukan untuk menggali potensi kreatif menjadi suatu bentuk amal soleh bagi kader-kader HMI maupun masyarakat. Sedangkan nahi munkar dilakukan untuk membendung potensi destruktif dari manapun datangnya.
Sebagai konsekuensi dari tiga sosok potensi yang padu, yakni pendidik, pemimpin dan pejuang, maka pengader merupakan insan yang memiliki kesadaran ideologis tinggi, ikhlas berjihad di jalan Alloh, istiqomah, memiliki ketrampilan dan pengetahuan yang relevan dengan perannya sebagai perangkat utama perkaderan HMI. []
B. Pelaksanaan
Registrasi dan screening : 29-31 Agustus 2008
Waktu : 1-3 September 2008
C. Syarat
• Membuat makalah mengenai Tema SC atau tentang Perkaderan HMI, Max. 5 hal
• Sudah pernah mengikuti LK 2
• Membawa surat delegasi dari cabang bersangkutan
Lampiran Materi
Hari ke-I
Senin, 1 September 2008
08.00-12.00 WIB
Materi : Arah Umum Perkaderan HMI
Pembicara : Kanda Roni
13.30–17.00 WIB
Materi :Khittah Perjuangan dalam pergulatan perkaderan HMI
Pembicara : Syahrul E. D.
20.15– 24.00 WIB
Materi :Metodologi perkaderan HMI
Pembicara : Kanda Zubeir
Hari ke-II
Selasa, 2 September 2008
08.00 – 12.00
Materi : Study Umum tentang pendidikan
Pembicara : Bapak Mahfiudin Y
13.30–17.00
Materi : Citra diri dan kode etik pengader
Pembicara : Kanda Widayat
20.00 – 24.00
Materi : Manajemen pelatihan
Pembicara : Kanda Eko Cahyono
Hari III
Rabu, 3 September 2008
08.00 – 12.00
Materi : Psikologi komunikasi
Pembicara : Kanda Trisno S
13.30–17.00
Micro teaching
Pemandu
20.15-24.00
Penutupan
SENIOR COURSE
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
CABANG PURWOKRETO
A. Pendahuluan
“Optimalisasi Peran Pengader Sebagai Bagian Dinamisator Perkaderan Dalam Mewujudkan Masyarakat Cita HMI”
Kesempurnaan Dienul Islam sebagai pedoman dan pandangan hidup merupakan rahmat Alloh SWT, sekaligus merupakan realisasi kehendak Illahi bagi tuntutan kesempurnaan keberadaan manusia sebagai khalifah-Nya di dunia. Manusia selain telah dibekali kecenderungan kepada nilai fitrah, pada dasarnya mempunyai kebutuhan akan Dienul Islam. Oleh karena itu, sudah menjadi keharusan bagi manusia, dengan segala nilai fitrahnya, menuju atau mengikuti Dienul Islam dan mengejawantahkannya dalam bentuk perjuangan, Harakah Islamiah.
Dalam relalisasinya, Dienul Islam akan selalu berhadapan dengan berbagai tantangan. Persoalan mendasar umat manusia dewasa ini adalah krisis peradaban dunia. Terutama pertentangan nilai dan keyakinan yang terefleksi dalam ideologi sosial, cara berpikir dan tradisi (kultur). Pada pertentangan ideologi sosial, dunia akan tetap menempatkan Islam sebagai rival, sebab secara normatif Islam akan berhadapan dengan ideologi sekuler dengan segala derivatnya. Paradigma matrealisme yang menjadi icon peradaban dunia saat ini melunturkan ketauhidan umat saat ini.
Sementara itu, umat Islam masih memiliki masalah internal berupa kurangnya sumber daya, terutama sumber daya manusia. Secara sosiologis, umat Islam masih dilanda krisis kepribadian dan ketidaksadaran akan eksistensinya, sehingga sampai saat ini umat Islam belum mampu untuk melepaskan diri dari ketergantungan kepada pihak lain.
Himpunan Mahasiswa Islam merupakan bagian integral dari umat Islam yang melakukan suatu proses bagi terciptanya salah-satu segmen perjuangan, yaitu sumberdaya manusia. Maka dari itu, perkaderan HMI tidak hanya untuk kelangsungan regenerasi internal, akan tetapi demi kepentingan umat secara menyeluruh. Hal ini sesuai dengan karakteristik HMI sebagai organisasi mahasiswa, organisasi perkaderan dan perjuangan.
Orientasi perjuangan secara langsung mensyaratkan terbentuknya kader-kader berkualitas sesuai dengan tugas yang diembannya. Dengan demikian HMI harus melahirkan kader-kader berkualitas, sosok ideal sebagaimana telah digambarkan dalam Al-Quran, yakni sosok Insan Ulil Albab. Lebih dari itu, perkaderan HMI sendiri merupakan usaha yang dilakukan secara sadar dan sistematis untuk mengaktualisasikan dan mengembangkan potensi anggota sehingga tercapai tujuan HMI.
Oleh karena itu, mekanisme perkaderan yang mencangkup sistem dan metode, sistematis dan strategis mutlak diperlukan beserta perangkatnya. Mekanisme perkaderan merupakan proses yang harus dilalui secara bertahap untuk mencapai tujuan HMI. Sementara sistem perkaderan merupakan keseluruhan komponen perkaderan yang memiliki kaitan fungsional dan dilaksanakan secara konsisten dan sistematis sesuai dengan landasan perkaderan. Dan terakhir, metode perkaderan adalah cara dan teknik yang dipilih untuk mengoptimalkan pendayagunaan perkaderan HMI.
Dalam hal ini, pengader mempunyai peran siginifikan dalam pembentukan arah dinamika perkaderan HMI. Sebagai bagian dari perangkat sistem strategis, pengader merupakan sosok dengan kepribadian utuh; sebagai pendidik, pemimpin dan pejuang (mujahid). Dengan demikian setiap pengader HMI mempunyai tanggung-jawab untuk terlibat dalam proses idealisasi menuju cita diri, yang dalam aktifitas dan peranannya senantiasa sebagai usaha realisasi tujuan HMI.
Sebagi pendidik, pengader HMI adalah pembawa dan penjaga nilai Islam. Pengader HMI mengharuskan menempatkan dirinya terlebih dahulu sebagai uswatun khasanah (suri tauladan). Islam menuntun agar seorang pendidik senantiasa satu kata antara lisan dan perbuatan, karena Alloh SWT melarang setiap muslim menuturkan sesuatu yang dirinya tidak melakukan, bahkan justru memulai sesuatu yang diajarkan dari dirinya (ibda’ binafsih).
Sebagai pemimpin, pengader adalah penjaga ukhuwah Islamiyah di kalangan kader-kader HMI. Pada posisi ini pengader harus berperan sebagai integrator dari setiap bentuk ‘konflik dan friksi’, yang timbul dikalangan kader HMI. Dalam posisi ini pula, pengader berperan sebagai pengamat perkembangan HMI guna mengidentifikasi permasalahan yang timbul serta berupaya mengusahakan pemecahannya secara konseptual maupun operasional.
Sebagai pemimpin, pengader menempatkan dirinya pada posisi kepeloporan melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar, baik dalam dinamika internal maupun eksternal HMI. Kepeloporannya dalam kerja kemanusiaan atau amal soleh merupakan tuntutan atas tanggung-jawab kemasyarakatannya dalam berbagai realitas kehidupan umat manusia. Langkah amar ma’ruf ini dilakukan untuk menggali potensi kreatif menjadi suatu bentuk amal soleh bagi kader-kader HMI maupun masyarakat. Sedangkan nahi munkar dilakukan untuk membendung potensi destruktif dari manapun datangnya.
Sebagai konsekuensi dari tiga sosok potensi yang padu, yakni pendidik, pemimpin dan pejuang, maka pengader merupakan insan yang memiliki kesadaran ideologis tinggi, ikhlas berjihad di jalan Alloh, istiqomah, memiliki ketrampilan dan pengetahuan yang relevan dengan perannya sebagai perangkat utama perkaderan HMI. []
B. Pelaksanaan
Registrasi dan screening : 29-31 Agustus 2008
Waktu : 1-3 September 2008
C. Syarat
• Membuat makalah mengenai Tema SC atau tentang Perkaderan HMI, Max. 5 hal
• Sudah pernah mengikuti LK 2
• Membawa surat delegasi dari cabang bersangkutan
Lampiran Materi
Hari ke-I
Senin, 1 September 2008
08.00-12.00 WIB
Materi : Arah Umum Perkaderan HMI
Pembicara : Kanda Roni
13.30–17.00 WIB
Materi :Khittah Perjuangan dalam pergulatan perkaderan HMI
Pembicara : Syahrul E. D.
20.15– 24.00 WIB
Materi :Metodologi perkaderan HMI
Pembicara : Kanda Zubeir
Hari ke-II
Selasa, 2 September 2008
08.00 – 12.00
Materi : Study Umum tentang pendidikan
Pembicara : Bapak Mahfiudin Y
13.30–17.00
Materi : Citra diri dan kode etik pengader
Pembicara : Kanda Widayat
20.00 – 24.00
Materi : Manajemen pelatihan
Pembicara : Kanda Eko Cahyono
Hari III
Rabu, 3 September 2008
08.00 – 12.00
Materi : Psikologi komunikasi
Pembicara : Kanda Trisno S
13.30–17.00
Micro teaching
Pemandu
20.15-24.00
Penutupan
0 komentar:
Posting Komentar