Inilah realitas Kongres HMI Dipo, HMI yang kemaren sempat ber-islah dengan HMI MPO. Akankah HMI MPO masih mau bergabung dengan HMI yang cenderung bertindak anarkis ?. Tindakan ini jelas menodai citra HMI DIPO sebagai elemen gerakan Islam. Berita ini dimuat untuk menyadarkan kader-kader HMI MPO yang masih ‘bermimpi’ ingin islah dengan HMI DIPO.
Kongres HMI Dipo Ricuh
Kasus Pemukulan Telah Dilaporkan ke Poltabes Palembang
Kongres HMI Dipo Ricuh
Kasus Pemukulan Telah Dilaporkan ke Poltabes Palembang
Palembang, Kompas - Tindak kekerasan mewarnai Kongres Nasional Ke-26 Himpunan Mahasiswa Islam atau HMI di Kota Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (5/8). Dalam kaitan ini, Elban (24), peserta sekaligus Ketua HMI Cabang Ciputat, terpaksa dilarikan dan dirawat di Rumah Sakit Mohammad Hoesin.
Ia mengalami luka memar dan lecet di kepala akibat pemukulan yang dilakukan peserta kongres lainnya, saat berlangsungnya sidang pembahasan nilai dasar perjuangan (NDP) organisasi.
Dua kubu
Sejumlah sumber Kompas mengatakan, tindak kekerasan itu terjadi pada Selasa sekitar pukul 01.00 saat peserta kongres membahas anggaran dasar/anggaran rumah tangga tentang NDP. NDP adalah landasan dasar yang sangat menentukan arah gerakan dan kegiatan HMI.
Ketua HMI Arif Mustopa, yang terpilih dalam kongres tersebut, menambahkan, konflik yang berujung pada kekerasan itu dipicu persoalan ideologis anggota. Menurut dia, ada kubu atau kelompok yang berbeda pendapat tentang penggunaan NDP yang harus dipakai HMI.
Salah satu kubu yang dimotori HMI Makassar, kata Arif, ingin melakukan perubahan fundamental dengan mengganti wacana sosiologis-teologis-tauhid yang selama ini digunakan.
Kubu itu bersikeras mempertahankan NDP yang disepakati di Kongres Makassar pada tahun 2006, yang menonjolkan sisi HMI sebagai organisasi yang lebih moderat.
Di sisi lain, kata Arif, kubu yang dimotori HMI Ciputat (Tangerang, Banten) dan Jawa Timur ngotot mempertahankan nilai dasar perjuangan versi Nurcholish Madjid (Cak Nur). Nilai dasar itu sudah digunakan di HMI selama 32 tahun.
Nilai dasar versi Cak Nur, menurut pendapat Arif, mengutamakan aksi sosial (tradisi) yang dibawa pada konsep teologis (syahadat dan wahyu) dan kemudian direfleksikan secara filosofis (tauhid). Hal ini membawa HMI menjadi organisasi bercorak liberal-progresif.
”Karena keduanya ngotot, suasana tegang. Tiba-tiba, mereka yang mempertahankan nilai dasar perjuangan Kongres Makassar langsung memukuli Elban, Ketua HMI Ciputat. Dia berdarah dan dibawa ke Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Mohammad Hoesin Palembang,” kata Arif.
Ia menambahkan, kasus pemukulan itu langsung dilaporkan ke Kepolisian Kota Besar (Poltabes) Palembang. Satu jam setelah pemukulan, sejumlah polisi datang ke lokasi. Polisi memeriksa sekitar empat mahasiswa yang diduga melakukan pemukulan.
Secara terpisah, Kepala Satuan Reserse Kriminal Poltabes Palembang Komisaris Kristovo mengatakan, polisi masih menyelidiki kasus pemukulan tersebut dan belum menetapkan tersangka.
Internal
Arif lebih lanjut mengatakan, meski terjadi tindak kekerasan, pihaknya berharap kasus pemukulan itu bisa diselesaikan secara internal. Misalnya, mereka yang telah memukul Elban meminta maaf secara bijak kepada korban. Selain itu, mereka juga bersedia menanggung biaya pengobatan.(ONI)
Sejumlah sumber Kompas mengatakan, tindak kekerasan itu terjadi pada Selasa sekitar pukul 01.00 saat peserta kongres membahas anggaran dasar/anggaran rumah tangga tentang NDP. NDP adalah landasan dasar yang sangat menentukan arah gerakan dan kegiatan HMI.
Ketua HMI Arif Mustopa, yang terpilih dalam kongres tersebut, menambahkan, konflik yang berujung pada kekerasan itu dipicu persoalan ideologis anggota. Menurut dia, ada kubu atau kelompok yang berbeda pendapat tentang penggunaan NDP yang harus dipakai HMI.
Salah satu kubu yang dimotori HMI Makassar, kata Arif, ingin melakukan perubahan fundamental dengan mengganti wacana sosiologis-teologis-tauhid yang selama ini digunakan.
Kubu itu bersikeras mempertahankan NDP yang disepakati di Kongres Makassar pada tahun 2006, yang menonjolkan sisi HMI sebagai organisasi yang lebih moderat.
Di sisi lain, kata Arif, kubu yang dimotori HMI Ciputat (Tangerang, Banten) dan Jawa Timur ngotot mempertahankan nilai dasar perjuangan versi Nurcholish Madjid (Cak Nur). Nilai dasar itu sudah digunakan di HMI selama 32 tahun.
Nilai dasar versi Cak Nur, menurut pendapat Arif, mengutamakan aksi sosial (tradisi) yang dibawa pada konsep teologis (syahadat dan wahyu) dan kemudian direfleksikan secara filosofis (tauhid). Hal ini membawa HMI menjadi organisasi bercorak liberal-progresif.
”Karena keduanya ngotot, suasana tegang. Tiba-tiba, mereka yang mempertahankan nilai dasar perjuangan Kongres Makassar langsung memukuli Elban, Ketua HMI Ciputat. Dia berdarah dan dibawa ke Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Mohammad Hoesin Palembang,” kata Arif.
Ia menambahkan, kasus pemukulan itu langsung dilaporkan ke Kepolisian Kota Besar (Poltabes) Palembang. Satu jam setelah pemukulan, sejumlah polisi datang ke lokasi. Polisi memeriksa sekitar empat mahasiswa yang diduga melakukan pemukulan.
Secara terpisah, Kepala Satuan Reserse Kriminal Poltabes Palembang Komisaris Kristovo mengatakan, polisi masih menyelidiki kasus pemukulan tersebut dan belum menetapkan tersangka.
Internal
Arif lebih lanjut mengatakan, meski terjadi tindak kekerasan, pihaknya berharap kasus pemukulan itu bisa diselesaikan secara internal. Misalnya, mereka yang telah memukul Elban meminta maaf secara bijak kepada korban. Selain itu, mereka juga bersedia menanggung biaya pengobatan.(ONI)
1 komentar:
itu biasa mah...biarkan aja itu saja dipikirin...proses pendewasaan...sobat
Posting Komentar